Sepi
Tuesday, 12 November 2002, 11:42 AM
Menapaki jalan menuju keatas,
pelan dan melelahkan.
Sungai tampak menggoda
dengan aliran yang tampaknya sejuk
dan menyenangkan.
Perlahan,
langkah itu menyurut,
mendekati berhenti.
Otak ini tidak bisa diajak kompromi...
Ingin menceburkan diri ke kubangan
lalu mandi hingga malam.
Kaki ini ingin istirahat!!
Jangan seperti penjahat yang dikejar polisi,
tidak bisa berhenti..berlari....berlari dan berlari..
Air beriak, mencelotehkan kata-kata sanjung.
Melemahkan dinding batu yang memagari kepala.
Luluh dan lemah seperti anak kecil,
Banci!!!
Ingin memaki kepala-kepala yang seliweran,
Ingin menendang muka-muka yang tersenyum pahit,
Ingin tutup hidung di depan counter-counter yang menjual wewangian kematian.
Aku ini ingin mandi!!!!!
Aku gerah....
Sungai itu tampaknya bisa menjadi teman,
temanku menuju kesunyian,
merendam otak yang lipatannya sudah tumpang tindih,
membersihkan mata yang sudah tidak jelas mana hitam dan mana putihnya,
mencungkil kotoran kuping yang selama ini menyumbat.
Hitam!!
Air sungai itu berubah hitam!!
seperti serombongan arang sedang berduka.
Hitam!!
Tapi sekarang,
Tubuhku bersih dan tenang dan ringan.
Kukorbankan ikan disungai itu demi tubuhku sekarang.
Menapaki jalan menuju keatas,
pelan dan melelahkan.
Sungai tampak menggoda
dengan aliran yang tampaknya sejuk
dan menyenangkan.
Perlahan,
langkah itu menyurut,
mendekati berhenti.
Otak ini tidak bisa diajak kompromi...
Ingin menceburkan diri ke kubangan
lalu mandi hingga malam.
Kaki ini ingin istirahat!!
Jangan seperti penjahat yang dikejar polisi,
tidak bisa berhenti..berlari....berlari dan berlari..
Air beriak, mencelotehkan kata-kata sanjung.
Melemahkan dinding batu yang memagari kepala.
Luluh dan lemah seperti anak kecil,
Banci!!!
Ingin memaki kepala-kepala yang seliweran,
Ingin menendang muka-muka yang tersenyum pahit,
Ingin tutup hidung di depan counter-counter yang menjual wewangian kematian.
Aku ini ingin mandi!!!!!
Aku gerah....
Sungai itu tampaknya bisa menjadi teman,
temanku menuju kesunyian,
merendam otak yang lipatannya sudah tumpang tindih,
membersihkan mata yang sudah tidak jelas mana hitam dan mana putihnya,
mencungkil kotoran kuping yang selama ini menyumbat.
Hitam!!
Air sungai itu berubah hitam!!
seperti serombongan arang sedang berduka.
Hitam!!
Tapi sekarang,
Tubuhku bersih dan tenang dan ringan.
Kukorbankan ikan disungai itu demi tubuhku sekarang.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home