Me and The Rest of My Day

Friday, December 16, 2005

Kosong dan kosong

Kantor Kosong, 16 Desember 2005

Kepingan itu akhirnya bisa kurekatkan satu persatu. Meskipun tidak kulihat lagi kekolong-kolong apakah masih ada yang tertinggal atau tidak, tapi setidaknya bentuknya sudah seperti semula, yah miriplah seperti semula.

Setelah kuperhatikan lebih seksama, mengapa bentuknya kadang seperti kambing, hmm tidak, seperti sekumpulan kotoran yang bergumul menjadi satu. Apa yang salah?? Dimana yang salah??

Ingin rasanya kubongkar lagi bentuk kepingan tidak beraturan itu agar dia menjadi bentuk yang indah, tapi kenapa susah? Akh, akhirnya kuputuskan untuk kutinggal saja sementara dia disana, buruk dan tak terurus.

Akhir minggu kemarin, kutemui lagi orang yang membuat kepingan2 itu berserakan dan susah di rekatkan. Aku takut dia akan membawa palu besar dan menghancurkannya sekali lagi. Ku rayu dia dengan segala rayuan yang ada dibuku panduan "Cara Merayu Pembunuh", sampai akhirnya dia menyerah dan bahkan mulai membantuku membersihkan sisa2 kotoran yang menempel dibeberapa kepingan itu.

Walau dengan berat hati - aku tau dia berat hati dari raut mukanya yang sedikit tegang dan enggan - dia mendekatiku dan mengatakan, "Terima kasih!". Seperti dihantam ribuan truk yang melaju dengan cepat, aku yang gantian hancur berkeping-keping. Sial, apa artinya Terima kasih yang diucapkannya dengan pelan itu? Apa maunya dengan mengucapkan kata-kata itu? Ada aroma keterpaksaan tercium dihidungku. Aroma yang tidak kusuka dan yang paling kuhindari.

Ia duduk dan tertawa sejenak sebelum kemudian bangkit, mengelus kepalaku -seperti mengelus anak anjing yang baik-, dan pergi. Dia terbang bersama burung besi raksasa yang dalam hitungan detik bisa hilang ditelan langit.

Byaaarrr....! kepingan itu hancur lagi tanpa ada sedikit pun yang menyentuhnya. Entah mengapa, disini sekarang aku duduk, kembali ke fase awal dimana kepingan itu bentuknya jadi buruk dan menyebalkan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home