Me and The Rest of My Day

Friday, February 11, 2005

Club Azur, 13th January 2005

Pertalian itu awalnya cukup kuat untuk menarik sebuah kapal pesiar sekalipun. Kuat, tebal dan kokoh. Tetapi rupanya sang waktu, angin, dan air lebih kuat lagi untuk membuat tali itu lapuk, rapuh dan kemudian hancur tinggal debu dan bau. Bau yang menimbulkan ribuan bahkan ratusan juta kenangan. Tiap sudut Jakarta mempunyai sepuluh atau bahkan ratusan kepingan kenangan yang jika disatukan dan dijual bisa mengalahkan lukisan Monalisa (iya kah???).

Aku coba mencocokan satu puzzle dari sekian puzzle perjalanan yang kulintasi bersama. Satu lembar demi satu lembar benang tipis ku jalin untuk menciptakan satu kesatuan tali yang kokoh. Kadang ada satu lembar yang sengaja kucabut dan kubuang untuk kemudian kuganti dengan lembaran yang baru, yang lebih kuat, dan lebih berwarna. Segala usaha aku coba untuk menjadikan tali itu penopang kehidupanku yang membosankan ini untuk menjadi lebih ‘tidak’ membosankan.

Tali itu kini lapuk termakan waktu dan egois, jiwa dan perasaan, antara teman dan cinta. Haruskah aku membenci cinta yang datang karena dia telah dengan sangat berhasil membuat tali itu lapuk dan hancur? Atau haruskah aku menyalahkan waktu dan egois dan jiwa dan perasaan? Entah mana yang harus mengalah atau disalahkan!

(Dedicated to my old best friend, should we end up like this after what we’ve been through together for more than 10 - beautiful - years??)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home