Me and The Rest of My Day

Thursday, December 23, 2004

December 22, 2004

Tentang Perasaan Lama

Duduk diam, hanya ditemani secangkir kopi dan sebuah buku di pinggir jendela lantai 4, aku termenung. Hujan dan lalu lalang pelayan pun tidak bisa mengganggu soreku hari itu. Mencoba menggali lagi beberapa lembar cerita lama dalam buku kehidupanku beberapa bab kebelakang. Seribu bayangan mecoba mendesak keluar meminta giliran untuk ditampilkan di secuil projector ingatan yang muncul hari itu.

Dulu, ditempat itu, pertama kalinya kita berbicara panjang dan penuh arti. Pembicaraan yang jika ditimbang dengan timbangan perasaan dan timbangan hati, sepertinya bisa dijual mahal. Beberapa hari sebelum hari itu, kembali aku melewati tempat dimana biasanya kita bertukar isi otak, isi hati dan isi jiwa. Kadang pembicaraan kita seperti snack murahan yang dijual di warung-warung kecil, ringan dan, yah…murah! Tapi kadang pembicaraan itu berlanjut menuju topic yang hanya di bicarakan oleh pembesar-pembesar negara, berat dan memusingkan!

Betapa aku ingin menarik dan meletakkan semua kenangan itu kembali ke awal halaman penulisan otak dan hatiku sekarang. Tetapi sepertinya hatimu berat sekali sekarang, tidak lagi bisa menampung ceritaku meskipun hanya sepersejuta persen dari beban otakmu.

“Jangan berharap banyak sama gue!”
Kata-kata itu terus yang keluar dari sudut bibirmu. Harapan apakah yang selama ini kamu larang untuk kuterbitkan? Harapan seperti apakah yang dinyatakan forbidden untuk dilewati? Harapan seperti apakah yang harus disuntik mati seperti pesakitan? Coba terangkan semua dalam silabus kita hari ini!

Harapan adalah bagian dari hidup, tanpa harapan, kehidupan sama artinya seperti zombie yang berjalan tanpa nyawa. Harapan bisa mewujudkan kenyataan, walau kadang kenyataan menghambat harapan (hmm….sepertinya kudapatkan kata2 ini dari seseorang!). Aku mengharapkan hari ini bisa makan ice cream coklat kesukaanku, tapi kenyataannya aku tak cukup mampu untuk membelinya. Dengan harapan, aku pasti akan berusaha untuk mewujudkan harapanku yang sepertinya lezat itu!, kenyataannya, harapanku sedikit terhambat, tapi aku harus berusaha karena harapan-harapan itu terus terngiang di kepalaku. Walau akhirnya aku tidak bisa mewujudkan harapanku itu, apakah aku kemudian menjadi hancur? Kecewa mungkin iya, tetapi sebelum aku berharap, aku sudah memanjatkan doa, bahwa resiko yang akan kuhadapi dengan menciptakan harapan itu tidak akan terlalu menyakitkan.

Kesadaran akan resiko, kesadaran akan adanya hambatan, kesadaran akan adanya jatuh dan bangun, membuatku berani untuk berharap.

Jangan hambat harapanku padamu. Jangan matikan semua dan jangan jauhkan itu dariku. Karena hanya itu yang kupunya sekarang darimu.

Dulu, hatimu selalu lembut, layaknya seorang sahabat yang merentangkan tangannya lebar-lebar untuk menyambut dan memelukku dengan lembut dan dengan cinta. Sekarang, hatimu tertutup oleh sepuluh kali lipat tinggi tembok cina yang terbentang,

Ingin rasanya kupanggilkan cenayang untuk membangkitkan rasa yang sudah mati dan hilang dari hatimu.

Duduk termenung, menikmati turunnya hujan dari langit, menciptakan kembali percikan-percikan kenangan yang sudah lama kusimpan.

Sempat kubaca habis buku yang berjudul: “Subject: Re”, ingin rasanya kuteriakkan dan kuceritakan kembali padamu: “Ceritanya GUE banget…!!”.
Penggambaran yang begitu gamblang dari pertanyaan sulit yang selama ini ada di otakku. “Ketidakbahagiaan”, “Kebimbangan”, “Ketidak jelasan”!
Ceritakan padaku apa yang kamu rasakan selama ini!

Aku hanya ingin mendapatkan moment-moment yang dulu menjadi keseharian kita, aku hanya ingin merasakan kembali keakraban yang sempat menjadi mainan kita sehari-hari. Haruskah aku mencurinya darimu? Mencurinya dari lubuk hatimu yang sudah tertinggal di stasiun tua? Ditinggalkan dan dilupakan!

Ingin kulayangkan surat otakku ini untuk dibacakan didepan mu! Menggantikan ribuan menit kekakuan dan jutaan senyap yang sekarang malah lebih merajai hari kita. Tapi kemudian aku tersadar, Pak Posnya sudah pensiun!! Teknologi yang diciptakan orang2 botak dan jenius itu pun tidak mampu lagi menerjemahkan isi surat otakku ini.


Tentang Perasaan Baru

Hmm… satu bab kumajukan sebentar saja untuk menyisipkan satu cerita dari sekian ribu cerita yang ingin ku katakan. Tamu lama yang tidak diharapkan tapi diimpikan telah datang dan bertamu beberapa minggu yang lalu. Tamu itu bernama: “Rindu” atau mungkin ada yang mengatakan “Kangen”!! Ia datang bersama teman dekatnya yang sudah lama tidak kulihat berlalu lalang di sebagian kecil sudut hatiku, ia adalah: ‘Suka’.

Sepertinya aku harus dimasukkan ke panti rehabilitasi hati! Kecanduan! Candu akan rasa yang sudah lama hilang dari kamus yang diterbitkan oleh diriku sendiri. Kamus yang sudah lama ditarik dari peredaran!

“Tiketnya di retour aja!”
Salah satu kalimat yang menyatakan aku menggagalkan rencana untuk memuaskan tamuku, “Rindu”. Kadang aku berkhayal bahwa aku akan menemukan sosok yang membuatku “Rindu” dan melimpahkan semua desakan sayang yang selama ini terpendam jauh. Tapi sekali lagi, otakku dipaksa untuk berfikir, tidakkah itu hanya akan menjadikan dia pelarian dari semua kepenatan hati dan kejemuan hari? Akankah perasaan itu bertahan lebih lama lagi tanpa menghasilkan sedikitpun goresan? Haruskah aku bergerak maju atau berlari mundur? Akankah aku jatuh dan bangun lagi tanpa menitikkan air mata atau jatuh dan tetap terduduk dibawah tanpa ada usaha apapun?

Seribu pertanyaan dengan sejuta kemungkinan jawaban sedang terkekeh-kekeh tertawa mengejek. Seperti penjahat di film-film 70’an. Gendut, brewokan dan jahat!!

Ada rasa berat karena tiket itu aku retour hari ini, uang kembali tapi dipotong administrasi (huh! Kebiasaan orang Indonesia!). Tapi apakah karena nominal yang harus aku korbankan yang membuat aku berat??? Bukan, sama sekali bukan!! Nominal itu tidak ada artinya dengan apa yang aku bisa dapat kalau tidak ku kembalikan tiket itu kepada empunya Tour & Travel itu!!

Tapi…. Ah ada berapa kali ‘tapi’ yang diciptakan oleh dunia ini untuk ku pakai dan ku tunjukkan kepada sosok itu? Kepada tamu “Rindu”ku itu??

Berat sekali kata-kataku hari ini, sepertinya otakku lelah dan menuntut untuk diistirahatkan! Kucium dengan lembut tamuku “Rindu” malam ini. “Selamat tidur sayang! Aku “Rindu” kamu hari ini!”.


Wednesday, December 22, 2004

Diary yang terselip

Entah apa tulisan ini pernah gue muat sebelumnya di blogger atau belum.......

Friday, June 04, 2004

Sebongkah besar batu hitam tergeletak di depan mataku sekarang. Gelap! Pengap! Aku tidak bisa melihat dan bernafas. Otomatis seluruh darahku tidak bisa mengalir dengan benar kedaerah otakku… Berhenti! Satu… dua… tiga… empat… Mengapa tidak juga otakku bekerja????

Dari otakku yang kecil dan rumit ini, dialirkan lah beberapa informasi yang membuat satu helai rambutku berubah abu-abu. Antara tua dan stress aku rasa!
“You are a nice person!”
“You have a good job!”
“You have a great family!”
“You can get anything you want!”
“But why are you still alone until now?”

Hebat…!! Otak kecil yang kadang2 menganggur ini bisa menggunakan bahasa asing…!! Hebat…hebat…hebat…!! Sekolah dimana dia dulu ya??? Tapi, tunggu dulu..!! kata2 itu lah yang terus diterima oleh otak malangku, dan sepertinya sudah mulai menular seperti cacar kedalam hatiku..

Kardus!! Hanya makian itu yang berani kulontarkan jika kata-kata aneh yang aku kutip diatas itu keluar tiba-tiba seperti pembantu rumah tangga yang mau disiram air panas!! Tidak ada hubungannya…!!

Aku berjalan pelan kedepan benda berkilau yang bisa memantulkan gambar, dan orang menyebutnya ‘cermin’. Aku sendiri tidak mengerti fungsi benda itu, tapi setelah dilihat, aku terpaku dan tidak ingin beranjak pergi.

Ada aku disana, sendiri, dan gambar itu….kenapa bisa ‘plek’ persis dengan apa yang sudah diciptakan Tuhan waktu 27 tahun yang lalu ya?? Kadang aku ingin bersembunyi dan pergi dari hadapan benda itu, tapi entah kenapa, ada hasrat yang kuat yang membuatku kembali berada didepannya. Menatap gambar pantulan yang dihasilkan. 5 menit, 30 menit, 1 hari, 10 minggu, 3 tahun, 26 tahun… baru aku bisa mengerti fungsi benda itu.

Dari situ bahkan kadang aku bisa melihat isi otakku sendiri, kadang pula isi hatiku bisa terlihat. Dari senyum yang kuhasilkan setiap hari, dari nafas yang kubuang setiap per sejuta sekon, dari binar mata, dari semua yang terlihat diluar bisa mencerminkan apa yang ada didalamnya.

Hebat! Benda itu hebat, dengan itu aku bisa mengkoreksi semua yang pernah kulakukan. Tapi tetap, aku tidak bisa menjawab semua yang membingungkanku selama ini. Mengapa aku masih sendiri sampai sekarang??!!



Friday, June 11, 2004

It was raining, outside, also in my heart…!!
Tiap kali aku melihat hujan… dingin, basah, meninggalkan aura sedih di hati, biarpun kadang aku menikmati tiap titik-titik hujan yang jatuh dan menuruni kaca jendela.

Melihat keluar jendela, ada yang lari-lari menghindari hujan, ada yang santai menikmati siraman air mata bidadari yang turun, ada yang mendekap diri sendiri mencari kehangatan, ada yang didekap oleh seseorang jagoan hati disampingnya, ada yang menawarkan perlindungan sementara dengan imbalan secarik kertas bernama uang. Semua sibuk dengan kegiatan mereka dan semua berhubungan dengan hujan.



Wednesday, June 16, 2004

It was great holiday for me last week. He was so nice to me. First, he gave me a wallet, which I was had been asking for weeks. Finally, he handed me a simple wallet J. He was protested when it was not directly used by me…..
Then, during the whole trip he was so attentive. There was a moment that I’ll never forget for the rest of my life. Gue udah lupa apa pernah dia bersikap seperti itu, tapi…this one, I’ll never ever forget.. the time when he was soooooo….sweet, gentle and care so much. Even though it was just a moment, but for me it seem like forever.

Dia akan lupa, dia akan kembali ke awal dia berdiri, tapi buatku satu gerakkan kecil yang dibuat oleh tubuhnya menghangatkan seluruh jiwaku… norak ya? But that’s what I feel.

Penat dan kesal tersapu oleh tawa dan senyumnya..
Sepertinya harus kutambah dua lagi pengawal untuk mengunci dan membuang perasaanku yang kian lama kian menjulang tinggi seperti pohon yang terus tumbuh dan tumbuh dan tumbuh…. Apa harus kuundang tukang kayu untuk menebang pohon itu dan memotongnya menjadi batang-batang korek api yang kemudian akan dibakar dan habis? Entah lah…!!

Kata-kata ‘kardus’ku tidak bisa lagi kukeluarkan, takut kena protes kalangan elit….! Satu lagi perubahan yang muncul. Kata-kata protes sudah mulai keluar, yang memang sudah lama kunanti. Akhirnya..! berani juga dia mencoba menghapus kata-kata ‘kardus’ku.

Friday, October 22, 2004

Again and again, I’ve been trying to open my heart, open my mind, tapi tetap masih ada sebuah kaca besar menghalangiku dengan dunia luar. Kaca itu besar, berat dan tidak akan terlihat dari luar. Didepan ku kaca itu begitu bening, tapi tetap tidak bisa kutembus. Berhari-hari bahkan berminggu-minggu kucoba untuk keluar dari penghalang itu, tidak berhubungan sama sekali dengan dunia yang mengekang selama ini. Kardus!! Susah sekali !!!

Saturday, December 11, 2004

Jakarta - Jogja - Jakarta, 3 - 6 December 2004

Kamis, 2 December 2004

Wah yakin enggak ya gue pergi sendiri? Hmm belum pernah pergi sendiri sejauh ini nih…!! Gimana ya? Mana kerjaan masih banyak aja biarpun udah pulang malem terus. Besok berarti harus balik dulu ke kantor pagi, dan ngirim Newsletter dulu.

Jum’at, 3 December 2004

Tiket, baju, duit, sandal….(duh iya ya gak punya sandal)
Pagi ini kekantor dulu baru siang ke Carefour dan ke Bandara…..ok deh…. Rencana gue udah fix, eh iya isi pulsa dulu sebelum pergi.

Pagi: Jam 9 lebih gue udah sampe kantor, ngirim2 newsletter, bikin menu dan ngerjain rutinitas pagi gue. Sendal lom beli euy, terus makanan kali ya..eh apa lagi ya?

Siang: Jam 11, mendingan gue cabut deh dari pada nanti si Bapak balik lagi dan ngasih kerjaan malah gue enggak bisa jalan. Carefour dulu ah bentar….. hmm iya ya di kantor sebelah kan ada si Inoe, princess coklat dari Bandung, temen baik gue. Beliin coklat kali yaa…
“Noe, hai ini gue Ira (soalnya nomernya di hide), loe lagi ngapain? Ketemu yuk gue lagi di Carefour nih…gue tunggu di Oh Lala ya!”
Duh, Oh Lala antri, males juga kalo di bawah..! “Noe, gue ke Milenia diatas ya”, satu sms gue kirim langsung ke Inoe buat pindah tempat janjian.

Laper juga yah, “Mbak, pesen spaghetti Carbonara satu sama Ice Lemon Tea”
Ngobrol dan tuker2an cerita, jam 2 gue langsung pamit ke Bandara.
“Dah, Inooooeee” mwach…mwach..

Jam 3 kurang: Wah loket Merpati mana ya??? Tinit..tinitt…tinitt…duh HP gue kena sensor jadi bunyi, “Maap pak lupa di taro!”
Weh, masih lama banget ya, mendingan gue ngopi deh sambil nunggu jam 5 kurang, pesawat gue jam 17:50 masih lama banget tapi harus check in sekitar jam 17:30 an…

“Lampung atau Jogja mbak?”
“Jogja pak!”,
“Oh, tunggu sebentar ya ini buat yang Lampung dulu”

Mending telfon dulu ya…”Alo sayang, aku udah di bandara nih, masih lama….”

Di bandara gue diajak ngobrol 3 bapak2 heheheheheh lumayan temen ngilangin bosen. Hmm Narno udah di hotel, hotelnya bagus gak ya???

Narno adalah salah satu temen chatting gue yang lumayan deket. Ada 3 orang yang memang lumayan deket, Narno, Cecep dan Denny. Yang terakhir juga janji mau jemput gue di Bandara, tapi enggak tau kenapa gue kok lebih feeling untuk di jemput Narno, selain itu kalo sama Narno kan nginepnya di Hotel bukan dikontrakan seperti yang di ajakin sama Denny.

“Boong dikit lah…” pikir gue! “Sorry ya gak usah jemput gue soalnya gue udah dijemput sama temen gue, ntar aja kalau udah sampe gue tlp, lagian katanya Jogja ujan deres!”
(waakzz…ujan?? Gawat dong ya???)

Pesawatnya sampe juga di Bandara Adi Sucipto sekitar jam 7an, dan yang pertama gue telfon adalah: “Halo sayang aku udah sampe nih kamu nunggu dimana?”
Finally, gue ketemu juga yang namanya Winarno J, it’s been a while setelah gue chatting baru bisa liat dia… hmm sepertinya anaknya asik dan gue bakal nyambung banget sama orang ini…!!
Itu lah feeling pertama gue setelah ngeliat dia..

Naik taksi, eh kok ada boks sepatu??? Iya tadi baru beli sepatu….huaaaaaaaaaaaaaaaa… segitunya sampe beli sepatu sih?

Nah ini hotelnya: Winotosastro di jalan hmm lupa tapi enggak jauh dari Bandara, Cuma sekitar 15 menit kali ya…atau 20 menitan?

Ngobrol2 sama Narno enak banget, anaknya seru, kadang misterius, kadang keliatan seperti anak kecil, setelah sekitar jam 9 lebih, gue mandi dan kita berencana buat jalan2 ke Jazz Café, Café kecil dan sedikit ngumpet yang musiknya jazzy banget dan suasananya lumayan asik, ada sekitar 6 meja dan satu tempat buat lesehan gitu. Ngopi dan ngobrol, wah pas banget memang enak. Kopinya enak, sayang banget pudding coklatnya kemanisan.

Kembali ke Hotel, kembali lagi ngobrol banyak sama Narno.
Ada banyak sisi dia yang hmm sepertinya menarik banget untuk diikuti. Alur dari semua yang gue rasa seolah2 mengalir begitu aja. Jarang banget gue bisa seasik gini sama orang baru.

Sabtu, 4 December 2004

Paginya, ke Horizon, ketemu Denny. Oh itu toh yang namanya Denny….
Ok, asik jg, tapiii….seperti ada batasan, ada yang disembunyikan, seperti ada yang….ganjil… tapi siapa tau ini hanya prediksi gue aja yang ngasal. Makan siang bareng di warung yang gue lupa lagi namanya tapi letaknya dibelakang bekas hotel Ambarukmo.

Still, setelah melihat Narno dengan yang lain dia tidak berubah, tetap seperti kalau Cuma berdua aja ngobrolnya. Enggak ada yang berubah, itu yang gue suka. Enggak ada yang beda baik berduaan atau bareng yang lain.

OK, got it!! Penilaian gue enggak salah, Narno lebih seru. Denny??? Hmmm anaknya asik, tapi beda sekali dengan kalau ngobrol Cuma berdua atau di telfon…. Jalan2 lagi, dianter ke Polaris, tempatnya Papi Andy dan Mami Noniek. Ngobrol2 dan akhirnya makan Pizza Hut berempat, karena gue janji sama Denny buat ngajak dia ke sana.

Tetep aja, penilaian gue enggak berubah. Obrolan mereka enggak jauh dari Games, wuih, gamer sejati, gue sampe bingung, tapi ya itu lah mereka….tetep mereka asik2…! Disela keseruan mereka ngomongin Game, gue bisa ngerasain kalau enggak dicuekin. Karena apa? Hmm lagi2 ya karena si Brandon_Lee itu lah…. Dia bisa serius ngobrol sama temen2nya tapi tetep enggak bikin gue ngerasa dicuekin.

Orang yang punya nick Brandon_Lee itu………..Perhatian (ada saat dimana gue ngerasa banget diperhatiin sama dia, hal kecil juga kadang2 keucap atau diperhatikan sama dia…hmmm), aneh (keanehan yang gue rasakan enggak bisa digambarkan dengan kata2…susah!), manja (duh manjanya ini loh, berasa banget!!), gatel dan ganjen (wah kalau yang ini enggak ketulungan hehehehe gak bisa ngeliat yang alus dikit ato berwujud cewek sedikit..!!), misterius (ada banyak sisi lain dari dia yang gue belum tau, dan katanya yang gue tau baru 5% tergantung dari dia mau memperlihatkan atau tidak), lucu (wah yang ini tidak diragukan, sepertinya hamper semua orang yang didekatnya dia, kenal lama atau baru pasti dibuatnya ketawa, well, at least pasti senyum), charming (wah tambah ge-er deh nih.. tapi memang itu yang gue rasakan, ada sedikit charmingnya dia yang mmm bikin gue penasaran), kuat (nah yang ini no komen sebenarnya….!!), Romantis (waaaahhhh….gue suka banget kalau dia udah memperlakukan gue romantis…heheheh tidak langsung tapi udaranya itu yang terasa, hmmm bikin gue pengen balik lagi ke Jogja), Matre…(ahhahahhahahhahahahhahaha iya gak ya????) gak sih anaknya baik banget, enggak itungan kok…. Kekanak-kanakan (kadang gue ngerasa sisi kekanak-kanakannya dia kental sekali terlihat. Atau mungkin karena dia lebih muda ya? Jadi gue bisa lebih gampang melihat sisi itu?), Dewasa (boleh lah kalau soal yang satu ini, cukup dewasa dalam berfikir, biarpun kadang ya seperti yang gue bilang, sisi kekanak2annya keluar juga enggak sengaja).

Cuma 4 hari 3 malam, belum cukup untuk menggambarkan seorang Narno. Tapi secara garis besarnya pertama kali ketemu, feeling gue langsung connect hehehhehehe..

Minggu, 5 December 2004

Ke Magelang, wah ini yang gue tunggu2…
Berangkat naik motor berlima, gue, Narno, Denny, Danang dan Andri (pacarnya Danang). Sampe sana ketemu Mas Andi or Mas Towet or Mas Sukendi hehehehhe…. Dan yang lainnya…(gue lupa siapa aja ya…)
First impression, kul….tapi gue juga yakin gue bisa ngobrol santai sama dia, pasti anaknya juga seru… beberapa menit kemudian…. Yup, my feeling is right! Mas Andi enak, malah beberapa jam setelahnya gue udah duduk berdua dan ngobrolin soal kerjaan kantor!!
Penampakan yang gue tunggu2, Cecep…!!
Huaaaahh…..ini dia yang selalu bisa bikin gue ngakak kalo ngobrol di telfon, ternyata orangnya asik banget setelah ketemu langsung, karena gue bisa ngeliat ekspresinya dia kalau lagi ngobrol, which is sueeerruuuuuuuuuuuuu……… biyangeeeettttttttt….!!
Setelah dia mandi, kita ngobrol2, memang masih sedikit kaku, maklum baru banget ketemu, tapi lama2 duh asik banget, gue pengen lama2 ngobrol disana.

Sate!!
Gue dipesenin sate yang disebelah Kinjengnet….asik, makan rame2…!! Eh iya sebelumnya gue dikenalin sama Mas Deny (kembarannya mas Andi), dan mbak Ratna, calonnya mas Deny..(??)
Ngobrol ngalor ngidul, ketawa-ketawa, cela-celaan…. Ujung2nya ngobrol berdua lagi sama Narno, ngobrolin perasaan dan ngebahas soal Denny…..
Hmm masalah Denny gue enggak mau bahas….malezzztt…..

Satu lagi kesan yang bisa gue tangkap dari Narno, ada sesuatu yang ditakutkan dia, ada sesuatu yang disembunyikan dan bahkan sebenarnya dicoba untuk dihilangkan….!!

Senin, 6 Desember 2004

Hari terakhir gue di Jogja dan bersama2 Narno.
Ke bandara sekitar jam 5 kurang, padahal pesawat gue jam 5:30 pm, udah mepet banget, itu aja buru2 dari jalan2, ambil tas ke hotel dan brangkat lagi ke Bandara. Ada perasaan berat, tapi ya harus pulang!! Saat2 bisa ngobrol akrab, membahas sesuatu, tertawa bareng, saling memperhatikan adalah saat yang paling bikin kangen dan paling bikin gue betah! Kebersamaan yang kadang bikin gue takut malah makin kuat rasanya.

Sekarang, masih sering telfon dan sms, tapi nantinya? Sampai berapa lama situasi seperti ini akan bertahan? Situasi dimana gue kangen banget, situasi dimana dia masih sering menghubungi gue dan mungkin juga sedikit merasa kehilangan moment tertentu saat sama gue. Jarak kadang bisa membuat segala sesuatu membeku!

Dia benci yang namanya cinta dan kroni-kroninya. Gue Cuma berharap agar dia mau membuka hatinya, dan setidaknya tidak membenci apa yang dia benci sekarang.
Cinta, adalah emosi terpenting yang dipunyai manusia. Cinta, benci, sayang, marah adalah pelengkap, kehilangan salah satunya akan membuat kita tidak lengkap menjadi manusia. Gue enggak ingin jika suatu saat dia bertemu dengan orang lain, yang mungkin bisa menjadi pengobat perasaannya, akan ditolak dan dia kehilangan satu hal yang berharga dan berarti.

Bicara memang mudah, bagaimana dengan gue sendiri yang tidak percaya sama yang namanya Cinta???? Sama saja kan?? Sama saja gue adalah dia…!!!

Ingin rasanya gue memohon satu permohonan untuk gue dan dia…”Kembalikan rasa dan jiwa cinta kedalam otak dan hati kami!” Pelindung dari rasa kesepian, pelindung dari rasa kesendirian. Jangan jadikan dunia gue, Raja atas perasaan dan kehendak gue!! Dunia luar adalah suatu lingkaran yang harus gue buka dan jelajahi karena dunia itu tak berujung. Tidak banyak waktu untuk gue keluar dari lingkaran dunia gue sendiri.

Sayangi gue, seperti gue juga akan sayang sama kamu!!
(siapa yaaaaaaaaaaaaaa…..?????????????? Nama dan tempat sudah disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan yang muncul…..Jika sakit berlanjut, hubungi kelurahan terdekat!)