Diary yang terselip
Entah apa tulisan ini pernah gue muat sebelumnya di blogger atau belum.......
Friday, June 04, 2004
Sebongkah besar batu hitam tergeletak di depan mataku sekarang. Gelap! Pengap! Aku tidak bisa melihat dan bernafas. Otomatis seluruh darahku tidak bisa mengalir dengan benar kedaerah otakku… Berhenti! Satu… dua… tiga… empat… Mengapa tidak juga otakku bekerja????
Dari otakku yang kecil dan rumit ini, dialirkan lah beberapa informasi yang membuat satu helai rambutku berubah abu-abu. Antara tua dan stress aku rasa!
“You are a nice person!”
“You have a good job!”
“You have a great family!”
“You can get anything you want!”
“But why are you still alone until now?”
Hebat…!! Otak kecil yang kadang2 menganggur ini bisa menggunakan bahasa asing…!! Hebat…hebat…hebat…!! Sekolah dimana dia dulu ya??? Tapi, tunggu dulu..!! kata2 itu lah yang terus diterima oleh otak malangku, dan sepertinya sudah mulai menular seperti cacar kedalam hatiku..
Kardus!! Hanya makian itu yang berani kulontarkan jika kata-kata aneh yang aku kutip diatas itu keluar tiba-tiba seperti pembantu rumah tangga yang mau disiram air panas!! Tidak ada hubungannya…!!
Aku berjalan pelan kedepan benda berkilau yang bisa memantulkan gambar, dan orang menyebutnya ‘cermin’. Aku sendiri tidak mengerti fungsi benda itu, tapi setelah dilihat, aku terpaku dan tidak ingin beranjak pergi.
Ada aku disana, sendiri, dan gambar itu….kenapa bisa ‘plek’ persis dengan apa yang sudah diciptakan Tuhan waktu 27 tahun yang lalu ya?? Kadang aku ingin bersembunyi dan pergi dari hadapan benda itu, tapi entah kenapa, ada hasrat yang kuat yang membuatku kembali berada didepannya. Menatap gambar pantulan yang dihasilkan. 5 menit, 30 menit, 1 hari, 10 minggu, 3 tahun, 26 tahun… baru aku bisa mengerti fungsi benda itu.
Dari situ bahkan kadang aku bisa melihat isi otakku sendiri, kadang pula isi hatiku bisa terlihat. Dari senyum yang kuhasilkan setiap hari, dari nafas yang kubuang setiap per sejuta sekon, dari binar mata, dari semua yang terlihat diluar bisa mencerminkan apa yang ada didalamnya.
Hebat! Benda itu hebat, dengan itu aku bisa mengkoreksi semua yang pernah kulakukan. Tapi tetap, aku tidak bisa menjawab semua yang membingungkanku selama ini. Mengapa aku masih sendiri sampai sekarang??!!
Friday, June 11, 2004
It was raining, outside, also in my heart…!!
Tiap kali aku melihat hujan… dingin, basah, meninggalkan aura sedih di hati, biarpun kadang aku menikmati tiap titik-titik hujan yang jatuh dan menuruni kaca jendela.
Melihat keluar jendela, ada yang lari-lari menghindari hujan, ada yang santai menikmati siraman air mata bidadari yang turun, ada yang mendekap diri sendiri mencari kehangatan, ada yang didekap oleh seseorang jagoan hati disampingnya, ada yang menawarkan perlindungan sementara dengan imbalan secarik kertas bernama uang. Semua sibuk dengan kegiatan mereka dan semua berhubungan dengan hujan.
Wednesday, June 16, 2004
It was great holiday for me last week. He was so nice to me. First, he gave me a wallet, which I was had been asking for weeks. Finally, he handed me a simple wallet J. He was protested when it was not directly used by me…..
Then, during the whole trip he was so attentive. There was a moment that I’ll never forget for the rest of my life. Gue udah lupa apa pernah dia bersikap seperti itu, tapi…this one, I’ll never ever forget.. the time when he was soooooo….sweet, gentle and care so much. Even though it was just a moment, but for me it seem like forever.
Dia akan lupa, dia akan kembali ke awal dia berdiri, tapi buatku satu gerakkan kecil yang dibuat oleh tubuhnya menghangatkan seluruh jiwaku… norak ya? But that’s what I feel.
Penat dan kesal tersapu oleh tawa dan senyumnya..
Sepertinya harus kutambah dua lagi pengawal untuk mengunci dan membuang perasaanku yang kian lama kian menjulang tinggi seperti pohon yang terus tumbuh dan tumbuh dan tumbuh…. Apa harus kuundang tukang kayu untuk menebang pohon itu dan memotongnya menjadi batang-batang korek api yang kemudian akan dibakar dan habis? Entah lah…!!
Kata-kata ‘kardus’ku tidak bisa lagi kukeluarkan, takut kena protes kalangan elit….! Satu lagi perubahan yang muncul. Kata-kata protes sudah mulai keluar, yang memang sudah lama kunanti. Akhirnya..! berani juga dia mencoba menghapus kata-kata ‘kardus’ku.
Friday, October 22, 2004
Again and again, I’ve been trying to open my heart, open my mind, tapi tetap masih ada sebuah kaca besar menghalangiku dengan dunia luar. Kaca itu besar, berat dan tidak akan terlihat dari luar. Didepan ku kaca itu begitu bening, tapi tetap tidak bisa kutembus. Berhari-hari bahkan berminggu-minggu kucoba untuk keluar dari penghalang itu, tidak berhubungan sama sekali dengan dunia yang mengekang selama ini. Kardus!! Susah sekali !!!
Friday, June 04, 2004
Sebongkah besar batu hitam tergeletak di depan mataku sekarang. Gelap! Pengap! Aku tidak bisa melihat dan bernafas. Otomatis seluruh darahku tidak bisa mengalir dengan benar kedaerah otakku… Berhenti! Satu… dua… tiga… empat… Mengapa tidak juga otakku bekerja????
Dari otakku yang kecil dan rumit ini, dialirkan lah beberapa informasi yang membuat satu helai rambutku berubah abu-abu. Antara tua dan stress aku rasa!
“You are a nice person!”
“You have a good job!”
“You have a great family!”
“You can get anything you want!”
“But why are you still alone until now?”
Hebat…!! Otak kecil yang kadang2 menganggur ini bisa menggunakan bahasa asing…!! Hebat…hebat…hebat…!! Sekolah dimana dia dulu ya??? Tapi, tunggu dulu..!! kata2 itu lah yang terus diterima oleh otak malangku, dan sepertinya sudah mulai menular seperti cacar kedalam hatiku..
Kardus!! Hanya makian itu yang berani kulontarkan jika kata-kata aneh yang aku kutip diatas itu keluar tiba-tiba seperti pembantu rumah tangga yang mau disiram air panas!! Tidak ada hubungannya…!!
Aku berjalan pelan kedepan benda berkilau yang bisa memantulkan gambar, dan orang menyebutnya ‘cermin’. Aku sendiri tidak mengerti fungsi benda itu, tapi setelah dilihat, aku terpaku dan tidak ingin beranjak pergi.
Ada aku disana, sendiri, dan gambar itu….kenapa bisa ‘plek’ persis dengan apa yang sudah diciptakan Tuhan waktu 27 tahun yang lalu ya?? Kadang aku ingin bersembunyi dan pergi dari hadapan benda itu, tapi entah kenapa, ada hasrat yang kuat yang membuatku kembali berada didepannya. Menatap gambar pantulan yang dihasilkan. 5 menit, 30 menit, 1 hari, 10 minggu, 3 tahun, 26 tahun… baru aku bisa mengerti fungsi benda itu.
Dari situ bahkan kadang aku bisa melihat isi otakku sendiri, kadang pula isi hatiku bisa terlihat. Dari senyum yang kuhasilkan setiap hari, dari nafas yang kubuang setiap per sejuta sekon, dari binar mata, dari semua yang terlihat diluar bisa mencerminkan apa yang ada didalamnya.
Hebat! Benda itu hebat, dengan itu aku bisa mengkoreksi semua yang pernah kulakukan. Tapi tetap, aku tidak bisa menjawab semua yang membingungkanku selama ini. Mengapa aku masih sendiri sampai sekarang??!!
Friday, June 11, 2004
It was raining, outside, also in my heart…!!
Tiap kali aku melihat hujan… dingin, basah, meninggalkan aura sedih di hati, biarpun kadang aku menikmati tiap titik-titik hujan yang jatuh dan menuruni kaca jendela.
Melihat keluar jendela, ada yang lari-lari menghindari hujan, ada yang santai menikmati siraman air mata bidadari yang turun, ada yang mendekap diri sendiri mencari kehangatan, ada yang didekap oleh seseorang jagoan hati disampingnya, ada yang menawarkan perlindungan sementara dengan imbalan secarik kertas bernama uang. Semua sibuk dengan kegiatan mereka dan semua berhubungan dengan hujan.
Wednesday, June 16, 2004
It was great holiday for me last week. He was so nice to me. First, he gave me a wallet, which I was had been asking for weeks. Finally, he handed me a simple wallet J. He was protested when it was not directly used by me…..
Then, during the whole trip he was so attentive. There was a moment that I’ll never forget for the rest of my life. Gue udah lupa apa pernah dia bersikap seperti itu, tapi…this one, I’ll never ever forget.. the time when he was soooooo….sweet, gentle and care so much. Even though it was just a moment, but for me it seem like forever.
Dia akan lupa, dia akan kembali ke awal dia berdiri, tapi buatku satu gerakkan kecil yang dibuat oleh tubuhnya menghangatkan seluruh jiwaku… norak ya? But that’s what I feel.
Penat dan kesal tersapu oleh tawa dan senyumnya..
Sepertinya harus kutambah dua lagi pengawal untuk mengunci dan membuang perasaanku yang kian lama kian menjulang tinggi seperti pohon yang terus tumbuh dan tumbuh dan tumbuh…. Apa harus kuundang tukang kayu untuk menebang pohon itu dan memotongnya menjadi batang-batang korek api yang kemudian akan dibakar dan habis? Entah lah…!!
Kata-kata ‘kardus’ku tidak bisa lagi kukeluarkan, takut kena protes kalangan elit….! Satu lagi perubahan yang muncul. Kata-kata protes sudah mulai keluar, yang memang sudah lama kunanti. Akhirnya..! berani juga dia mencoba menghapus kata-kata ‘kardus’ku.
Friday, October 22, 2004
Again and again, I’ve been trying to open my heart, open my mind, tapi tetap masih ada sebuah kaca besar menghalangiku dengan dunia luar. Kaca itu besar, berat dan tidak akan terlihat dari luar. Didepan ku kaca itu begitu bening, tapi tetap tidak bisa kutembus. Berhari-hari bahkan berminggu-minggu kucoba untuk keluar dari penghalang itu, tidak berhubungan sama sekali dengan dunia yang mengekang selama ini. Kardus!! Susah sekali !!!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home