Kotak Kosong
Hatiku lama-lama bisa berkarat! Bukan karat yang kalau di jual bisa bikin kita kaya tetapi karat jelek dan rapuh seperti sepotong besi yang dibuang ditempat sampah, basah, dan kotor. Semua itu karena aku menunggu sesuatu yang sepertinya tidak pasti, hmmm aku jadi ingat “Waiting for Godot”.
Keinginan yang ada di hatiku melompat-lompat seperti anak kecil yang baru dibelikan sepuluh buah balon. Tetapi tembok diatas kepalaku membuatku berhenti karena lama-lama kepalaku benjol dibuatnya. Ada satu kotak hati kusisakan untuk diisi. Entah oleh apa atau siapa.
Bertahun-tahun kucoba mengisi kotak itu dengan segitiga, lingkaran, trapezium atau pun persegi panjang. Tapi dasarnya kotak itu berbentuk kotak atau kubus…!! Bodohnya aku!!
Merasakan perasaan ini membuat ku merasa memanggul 100 kg beras….berat!! Ingin aku duduk sambil berkipas-kipas dan meletakkan kantong-kantong beras itu untuk 5 menit saja, tapi apa daya, Pak Demang menunggu tanpa ampun sehingga membuatku memanggulnya lagi.
Kotak itu tetap tidak terisi, dan kantong-kantong itu serasa semakin berat.
Aku coba untuk menghiasi kotak itu sehingga sedap dipandang atau kuberi warna dan pola. Ada polkadot, ada gambar bunga, ada warna biru, ada pita dan ada sedikit wewangian.
Tetap, kotak itu kosong dan kantong-kantong diatas pundakku semakin dan semakin berat.
Tiba-tiba kutemukan satu kotak yang besarnya sangat cocok dengan ruang kosong kubus yang ada dihatiku. Senyum dan tawa kotak itu membuat kantong-kantong itu terasa amat ringan, sampai aku bisa menari-nari sambil tetap memanggul kantong itu. Hembusan hati dan sentuhan jiwa kotak baru itu membuatku selalu tertawa. Karena kotak itu lah keinginan yang ada di hatiku melompat-lompat seperti anak kecil yang baru dibelikan sepuluh buah balon.
Setelah sekian lama mengelilingi, menjelajah, bertanya, menyentuh dan berbicara dengan kotak baru itu, semakin pula aku ingin mencuri kotak itu dan menaruhnya diruang kosong yang sudah lama kusiapkan.
Tetapi tidak, kotak itu sekarang agak membesar, lebih gendut dari sebelumnya seperti dientup tawon…!! Tidak muat lagi dengan ruang kosong kubus yang ada di hatiku. Kubisikkan semua endapan kata-kata yang ada dikepalaku selama ini, tetapi kotak itu tetap tidak bergeming. Ia hanya menganggap aku sebagai pemberi kesenangan, pengantar tidur, pengawal saat sepi dan badut saat ingin tertawa.
Keinginan yang ada di hatiku melompat-lompat seperti anak kecil yang baru dibelikan sepuluh buah balon. Tetapi tembok diatas kepalaku membuatku berhenti karena lama-lama kepalaku benjol dibuatnya. Ada satu kotak hati kusisakan untuk diisi. Entah oleh apa atau siapa.
Bertahun-tahun kucoba mengisi kotak itu dengan segitiga, lingkaran, trapezium atau pun persegi panjang. Tapi dasarnya kotak itu berbentuk kotak atau kubus…!! Bodohnya aku!!
Merasakan perasaan ini membuat ku merasa memanggul 100 kg beras….berat!! Ingin aku duduk sambil berkipas-kipas dan meletakkan kantong-kantong beras itu untuk 5 menit saja, tapi apa daya, Pak Demang menunggu tanpa ampun sehingga membuatku memanggulnya lagi.
Kotak itu tetap tidak terisi, dan kantong-kantong itu serasa semakin berat.
Aku coba untuk menghiasi kotak itu sehingga sedap dipandang atau kuberi warna dan pola. Ada polkadot, ada gambar bunga, ada warna biru, ada pita dan ada sedikit wewangian.
Tetap, kotak itu kosong dan kantong-kantong diatas pundakku semakin dan semakin berat.
Tiba-tiba kutemukan satu kotak yang besarnya sangat cocok dengan ruang kosong kubus yang ada dihatiku. Senyum dan tawa kotak itu membuat kantong-kantong itu terasa amat ringan, sampai aku bisa menari-nari sambil tetap memanggul kantong itu. Hembusan hati dan sentuhan jiwa kotak baru itu membuatku selalu tertawa. Karena kotak itu lah keinginan yang ada di hatiku melompat-lompat seperti anak kecil yang baru dibelikan sepuluh buah balon.
Setelah sekian lama mengelilingi, menjelajah, bertanya, menyentuh dan berbicara dengan kotak baru itu, semakin pula aku ingin mencuri kotak itu dan menaruhnya diruang kosong yang sudah lama kusiapkan.
Tetapi tidak, kotak itu sekarang agak membesar, lebih gendut dari sebelumnya seperti dientup tawon…!! Tidak muat lagi dengan ruang kosong kubus yang ada di hatiku. Kubisikkan semua endapan kata-kata yang ada dikepalaku selama ini, tetapi kotak itu tetap tidak bergeming. Ia hanya menganggap aku sebagai pemberi kesenangan, pengantar tidur, pengawal saat sepi dan badut saat ingin tertawa.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home